时间:2025-06-04 05:34:49 来源:网络整理 编辑:综合
Warta Ekonomi - Hasil pengetatan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta belum optimal. R quickq官网安卓下载
Hasil pengetatan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta belum optimal. Rata-rata warga ibu kota yang terpapar virus corona sebanyak 1.147 orang per hari. Padahal,quickq官网安卓下载 kebijakan itu sudah berjalan hampir satu bulan.
Pakar Epidemiologi dari Universitas Indonesia (UI), Pandu Riono, menilai penyebab belum maksimalnya PSBB di Ibu Kota karena pemerintah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) tak bersinergi.
"Seharusnya seluruh kepala daerah di kawasan Jabodetabek menyinergikan kebijakan penanganan Covid-19. Misalnya dengan membentuk Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Jabodetabek," saran Pengajar Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UI ini.
Baca Juga: Demo Omnibus Law Tumpah di Jakarta, PSBB Ketat Anies Bakal Berakhir Sia-sia
Pandu menuturkan, pengetatan PSBB di Jakarta semestinya dijadikan alarm daerah penyangga ibu kota untuk juga ikut memperketat kebijakan. Diingatkannya, kasus di wilayah penyangga berpotensi meningkat jika tidak melakukan pembatasan ketat seperti di Jakarta.
"Sebenarnya dengan PSBB, penularan kasus tidak meninggi. Memang belum bisa menurun, tapi penularannya melambat. Tapi akan sulit menekan penularan virus kalau antar-daerah tidak sinergi," paparnya.
Hal sama disampaikan Ketua Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta, Abdul Aziz. Dia menilai pengetatan PSBB dilakukan Jakarta kurang efektif. Pasalnya, tidak didukung daerah penyangga seperti Bodetabek.
"Daerah sekeliling Jakarta mempunyai kebijakan berbeda. Sehingga, banyak orang Jakarta yang pergi ke daerah-daerah penyangga untuk berkumpul sambil makan-makan. Pergerakan orang keluar masuk tak terkontrol," kata Aziz, dalam keterangannya.
Dia mendesak, pemerintah pusat turun tangan membuat satu regulasi penanganan Covid- 19 antara Jakarta dengan wilayah penyangga.
"Harus satu komando kebijakannya. Kalau enggak, susah dikendalikan penularan virus ini," sebutnya.
Seperti diketahui, pengetatan PSBB di Jakarta diberlakukan sejak 14 September lalu. Awalnya hanya dua minggu. Tetapi diperpanjang dua minggu, hingga 11 Oktober 2020. Perpanjangan dilakukan karena penularan Corona masih tinggi.
Halaman BerikutnyaHalaman:
Moschino Rilis Tas Berbentuk Seledri Raksasa, Harganya Rp71 Juta2025-06-04 05:32
Polisi Bakal Paksa Rizieq Shihab Swab Test saat Menginjakkan Kaki di Polda2025-06-04 05:24
VIDEO: Jangan Tertipu Oleh Waktu2025-06-04 04:49
Disebut Lakukan Monopoli, Google Ajukan Banding Soal Keputusan Pengadilan AS2025-06-04 04:32
Mengintip Tradisi Perayaan Halloween di Berbagai Belahan Dunia2025-06-04 04:25
FOTO: Pesona Pohon Almond Berbunga di Quinta de los Molinos Madrid2025-06-04 03:47
Maruarar Sirait Pamit dari PDIP, TKN: Prabowo2025-06-04 03:35
Nama KA Turangga Diambil dari Kuda Tunggangan Para Bangsawan Jawa2025-06-04 03:33
FOTO: Rumah Hantu Perewangan Tumbal Tujuh Turunan di Trans Studio2025-06-04 03:16
Akun Youtube Kimi Hime Diblokir Pemerintah2025-06-04 03:14
Bareskrim Ungkap Motif 4 Tersangka Pemalsuan Sertifikat SHGB dan SHM Pagar Laut Tangerang2025-06-04 04:54
FOTO: Show Eksentrik ala Valentino, Digelar di 'Toilet Umum'2025-06-04 04:45
Meski Diterpa Tarif Trump, Investor Global Dinilai Masih Percaya Kekuatan Dolar AS2025-06-04 04:42
Meski Diterpa Tarif Trump, Investor Global Dinilai Masih Percaya Kekuatan Dolar AS2025-06-04 04:10
Cuma Profesi Ini yang Gelarnya Bisa Dicantumkan di Tiket Pesawat2025-06-04 04:05
Anies Terinfeksi Covid2025-06-04 03:40
Solusi BPJS Kesehatan Tak Defisit dari Anies, Gandeng Stakeholder dan Pakar2025-06-04 03:24
Sekda Jabar Jadi Tersangka Meikarta, Apa Kata Emil?2025-06-04 03:06
Polisi Sebut Saksi Duga Ada Mark Up Dana Kemah, Dahnil?2025-06-04 02:58
Ini Dia Penyebab Kebakaran di Asrama Mako Brimob2025-06-04 02:48